Hindari Kesalahan dalam Menetapkan Harga

Thursday, September 11th 2014. | Marketing

Sebagai pedagang, untuk menentukan harga jual suatu barang sebetulnya tidaklah sulit. Rumusnya cukup sederhana, yaitu modal pokok ditambah biaya-biaya dan keuntungan yang diinginkan, antara 15 – 30 % (biasanya). Namun sebagai pemula tentu berkeinginan agar keuntungan yang akan diambil bisa cukup besar, dengan harapan menutup modal usaha sengan waktu singkat.

Akibat ketatnya persaingan usaha, ternyata konsumen juga sudah lebih pintar dalam menghitung harga suatu produk. Walaupun nyatanya lebih banyak yang hanya sok tahu saja, mungkin maksudnya lebih kepada agar si penjual jangan terlalu mengambil keuntungan terlalu besar. Dengan demikian menentukan keuntungan untuk sebuah produk, penjual harus hati-hati dalam menetapkan harga jual.

Berikut ini kesalahan penetapan harga yang sering terjadi. Jika bisa menghindarinya, tak hanya menjadi yang terdepan dalam kompetisi, namun bisnis juga akan lebih sehat.

1. Harga Terlalu Rendah

Menetapkan harga terlalu rendah mungkin bagus untuk jajaran produk yang tingkat lakunya tinggi. Namun sebenarnya ini menimbulkan kekacauan pada fondasi bisnis sendiri karena keuntungan  mengecil. Sementara untung inilah yang diperlukan untuk mendorong agar bisnis tetap hidup. Jadi, perlu menyesuaikan antara harga dengan untung yang dicari.

2. Mematok Marjin Keuntungan

Tidak ada aturan, keharusan, atau teori apapun yang menyatakan bahwa semua produk harus mempunyai marjin keuntungan yang sama. Produk yang lambat laku sebaiknya mempunyai marjin keuntungan yang lebih besar dibanding produk-produk yang cepat laku. Perlu diingat, kenaikan keuntungan sedikit saja dampaknya akan besar terhadap keseluruhan bisnis.

3. Bedakan Antara Marjin dan Mark-up.

Marjin keuntungan selalu didasarkan pada harga jual. Sementara mark-up selalu didasarkan pada biaya yang telah dikeluarkan untuk memproduksi barang. Jangan sampai misalnya, melakukan mark-up 100%, namun harga lalu didiskon 50%, dan setelah dihitung-hitung lagi ternyata harganya sama dengan harga dasar produk, alias tidak mendapat untung sama sekali.

4. Masukkan Semua Komponen Biaya.

Supaya bisa menetapkan harga dengan benar, setiap biaya yang telah dikeluarkan harus diidentifikasi dan dicatat. Bahkan hal-hal kecil seperti biaya kartu kredit yang 1-3% setiap kali transaksi, akan terakumulasi jika tidak diikutsertakan. Pencatatan dan penghitungan ini penting karena biaya kecil-kecil ini ikut memberikan dampak terhadap bisnis.

5. Tiru yang Kompetitor Lakukan.

Daripada meniru pola kompetitor -yang mungkin punya proses atau biaya berbeda dalam membuat produk- lebih baik kaji sendiri apa sebenarnya value  produk yang ditawarkan pada konsumen. Kemudian hargailah produk  sesuai nilai tersebut. Dengan cara ini, akan punya alasan logis yang kuat jika harga itu dibanding-bandingkan oleh konsumen.

6. Komisi Berdasar Harga Jual

Ini sama dengan kasus marjin versus mark-up tadi. Lagi-lagi, keuntungan bersih harus menjadi pegangan. Membayar komisi dari bagian keuntungan sama saja dengan memberikan bisnis kepada tenaga penjualan. Sebaiknya, bayar komisi berdasarkan harga jual bukan dari harga dasar.

7. Memberi diskon, bukannya menambah nilai.

Diskon selalu memangkas keuntungan. Hanya dengan 10% diskon, sebuah bisnis bisa saja perlu menjual produk 50% lebih banyak agar tetap bisa mempertahankan keuntungan yang sama. Biaya juga meningkat jika selalu bermain dengan diskon. Daripada memotong keuntungan, cobalah cari cara lain yang bisa untuk menambah nilai produk tanpa perlu mengurangi harga.

Patut diingat,  tidak akan selalu menang dalam perang harga melawan kompetitor. Namun dengan memahami dilema harga ini, keuntungan yang terselamatkan itu akan membawa usaha tetap hidup dan memeroleh keuntungan atau laba.

 

Muhamad Nur Hasan

Related For Hindari Kesalahan dalam Menetapkan Harga