Hasil Menggiurkan dari Usaha Bakso ‘Colok’
SOLIH asal Ujung Krawang, Cakung, Jakarta Timur ini, mulai menjajal peruntungannya dengan menjalankan usaha bakso ikan miliknya. Usaha yang dimilikinya ini masih sebatas dijualbelikan secara berkeliling di sekitaran rumahnya. Meski begitu, tak hanya sekedar mencukupi biaya kehidupan sehari-hari serta keluarga, Solih telah mampu berangkat ke tanah suci dari usahanya tersebut.
Bermula dari niatan coba-coba, pada tahun 2004 silam, Solih menjajal peruntungannya dengan menjalankan usaha bakso ikan gerobak. Usaha bakso ikan gerobak yang dimiliki Solih dipasarkan di sekitaran rumahnya, Ujung Krawang, Cakung, Jakarta Timur. Mengusung konsep bakso ‘colok’ dengan harga terjangkau hanya Rp 500 / butir, usia anak menjadi target market yang dituju.
Bermodalkan Rp 500.000, serta tekun menjalankan usahanya sejak lama, kini Solih memiliki 12 gerobak bakso ikan beserta pegawainya. Dari total gerobak yang dimilikinya, Solih mampu memproduksi sekitar 10.000 butir bakso ikan untuk dijualbelikan tiap harinya. Dari jumlah keseluruhan produksi, tiap gerobak diisi berbeda-beda, berkisar antara 600 hingga 1.000 butir -tergantung kemampuan pegawainya dalam menjual- bakso ikan.
Pencapaian hasil yang diperoleh Solih terbilang cukup lumayan. Jika dikalkulasikan, Solih mampu mendapatkan omzet Rp 5.000.000 per harinya atau Rp 150.000.000 tiap bulannya. Dari hasil perhitungan jumlah produksi bakso, dikalikan harga jual per butirnya. Dari pencapaiannya tersebut, tak hanya sekedar mencukupi biaya sehari-hari, Solih telah mampu berangkat ke tanah suci dari usaha yang digelutinya 10 tahun silam tersebut.
Layaknya sebuah usaha, berbagai masalah serta persaingan menjadi bagian yang tak terpisahkan. Ketika mengawali kariernya menjadi pengusaha bakso ikan gerobak, lambat laun Solih mengakui banyak kesulitan yang harus dilaluinya. Seperti permintaan pasar yang semakin banyak, membuatnya kewalahan hingga pada keputusannya melakukan pembelian Mesin Cetak Bakso MF-C280B produksi Maksindo.
Selain itu Solih juga mengaku, ia tak sendiri dalam memasarkan bakso ikan gerobakan buatannya di sekitaran Ujung Krawang. Banyak pedagang bakso ikan gerobak sejenis yang membuat persaingan antar pedagang semakin ketat. Meski begitu Solih tetap ‘pede’terhadap penjualan bakso ikan gerobak, yang menurutnya lebih unggul dari para pesaingnya.
“Di sekitaran sini pedagang bakso ikan seperti saya banyak. Namun mereka belum menggunakan mesin seperti saya. Jadi bakso buatan mereka bentuknya engga rata, beda dengan punya saya. Perbedaan lain, bakso ikan buatan saya lebih padat, beda dengan buatan tangan,” ucap Solih saat diwawancarai lewat telpon (29/10).
“Untuk awalnya sih ga masalah, lama-lama pusing harus bikin 10.000 bakso untuk mengisi gerobak-gerobak jualan saya. Pakai bantuan mesin meringankan pekerjaan saya dan hemat waktu juga. Ini sangat membantu,” tutupnya.
Muhamad Nur Hasan