Majalah Grow Profit Edisi 71 – Peluang Bisnis Prospektif Di Tahun 2021 dan Tantangannya
Peluang Bisnis Prospektif Di Tahun 2021 dan Tantangannya
Download majalah klik disini
Tahun 2020 boleh dibilang merupakan tahun yang penuh tantangan dan ujian bagi semua kalangan masyarakat. Termasuk juga dalam dunia bisnis yang ikut terkena dampak. Sejak pandemic Covid-19 menyerang, semua peluang dan rencana bisnis yang sudah kita bangun dengan matang menjadi goyah. Meski demikian banyak juga pengusaha yang gerak cepat mencari peluang dan merubah gaya konsumsi pasar akibat pandemic. Sehingga mereka ini justru sukses memanfaatkan momentum dan meraup omzet besar. Tetapi ada juga yang tidak siap menghadapi situasi ini sehingga omzet bisnisnya menjadi turun secara drastic selama pandemic, tetapi tidak sampai pada tahap yang merugikan (di bawah cost operasional) dan tetap bertahan dengan menjadi wadah lapangan pekerjaan bagi para pekerjanya.
Peluang Bisnis di Tahun 2021
Sebetulnya dengan kondisi yang masih belum banyak berubah disbanding tahun lalu, karena dipengaruhi pandemic, semua rencana bisnis yang akan Anda kerjakan pada tahun ini juga masih harus menyesuaikan dengan kondisi serta perubahan gaya hidup maasyarakat sebagai pasar. Artinya kebutuhan produk maupun jasa yang masih paling besar permintaannya, adalah bidang bisnis yang terkait dengan kebutuha pasar yang kehidupannya masih dipengaruhi oleh pandemic.
Lalu bagaimana dengan UKM ? Kita tahu UKM adalah motor penggerak perekonomian Indonesia. Usaha mikro, kecil dan menengah selama beberapa tahun belakangan telah berjasa menyumbang sekitar 60 % dari PDB (Product Domestic Bruto). Tak heran jika keberadaan UKM saat ini turut andil dalam membuka lapangan pekerjaan, sehingga mengurangi angka pengangguran. Di tengah pandemic, UKM pun menjadi sector yang paling depan terkena imbas. Terutama UKM yang mengandalkan pemasukan secara harian, seperti warung makan, toko pakaian, aksesoris, dan sejenisnya. Kendati demikian ada juga UKM yang sukses bertahan, seperti toko sembako, grosir, toko obat herbal, dan lain-lain.
Jangan menunggu tergulung keadaan. Jika bisnis tidak ada permintaan, bergeraklah cari, beradaptasi, improvisasi, bukan kita sebagai pelaku bisnis yang menuntut pasar untuk datang, tetapi kitalah yang harus berubah menyesuaikan diri.
Bisnis kuliner pun sama, karena jumlah pengunjung outlet selama pandemi hingga periode PSBB terbatas, mereka kemudian berimprovisasi dengan mengadakan pelayanan antar, promo besar-besaran untuk paket menu makanan, atau bekerjasama dengan aplikasi seperti go-food atau grab food untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Ada juga yang beralih produksi segmen produk, dari yang tadinya menu siap santap di atas meja menjadi produk frozen yang lebih tahan lama untuk menyesuaikan dengan pola konsumsi pelanggan di rumah.
Perubahan Pola Konsumsi Pasar
Mau melanjutkan bisnis yang sudah bertahan dari tahun lalu, atau baru mau memulai bisnis baru pun tidak masalah. Tapi yang harus diperhatikan adalah perubahan pola dan gaya konsumsi pasar sebagai pemilik permintaan.
Safety
Faktor safety dan kesehatan menjadi pertimbangan utama yang setara dengan kualitas. Kemasan menjadi sangat penting,
Maraknya bisnis rumahan
Bisnis kecil atau bisnis rumahan pun seringkali membangun tren baru makanan atau minuman yang mampu memikat konsumen.Sehingga lebih banyak konsumen memilih untuk membeli produk hasil produksi rumahan yang juga sebagai bentuk support pada bisnis lokal.
Belanja online yang semakin meningkat
Hal ini tentu saja terjadi karena adanya aturan pemerintah untuk meminimalisir kegiatan di luar. Sehingga masyarakat lebih memilih untuk memenuhi kebutuhan serta keinginan mereka dengan berbelanja secara online pada marketplace ataupun e-commerce.
Masyarakat saat ini lebih memilih untuk melakukan kegiatan apapun yang berbasis contactless. Salah satunya adalah meningkatnya minat akan layanan konsumen yang berbasis online.