Rezeki Dibalik Mengupas Kentang
Banyak jalan menuju Roma, begitu juga dalam dunia bisnis. Jika Anda jeli dan peka dengan kebutuhan yang ada disekitar Anda maka akan menjadi kegiatan usaha yang kelak dapat mengantarkan Anda pada jalan kesuksesan. Tak banyak yang jeli melihat peluang ini. Sebuah profesi langka yang ternyata menghasilkan rezeki melimpah.
Berkat kejelian Budiyono, yang semula menjalani profesi sebagai pengupas kentang untuk disebarkan ke Pasar Kranggan ini berhasil menjadikannya sebagai lahan bisnis. Pekerjaan sebagai pengupas kentang bukanlah hal yang mudah bagi Budiyono. Karena ia harus berjuang memutar otak agar dapat memperoleh hasil maksimal dari kentang yang dikupas sehingga mendapatkan keuntungan yang besar. Terlebih lagi harga kentang yang sempat mengalami kenaikan membuat ia cukup mengalami kerugian yang signifikan. Bagaimana tidak, dengan harga kentang yang melonjak tetapi ia tidak bisa menikmati tarif jasanya karena takut kentang hasil kupasannya tidak laku dipasaran.
Wilayah Tepugsari RT 001/004 Kupen, Pringsurat, Jawa Tengah bukan hanya menjadi kediaman Budiyono tetapi juga dimanfaatkan sebagai tempat usaha pengupasan kentang miliknya. Berada di area lingkungan pabrik tidak membuat Bapak yang memang asli kelahiran Tumanggung ini takut usahanya gulung tikar. Justru menurutnya itu adalah keuntungan baginya karena dilokasi itu hanya dia satu-satunya orang yang menggeluti usaha pengupasan kentang. Dengan kata lain, Budiyono tidak merasa khawatir usahanya akan tersaingi oleh pihak lain.
Bapak dua anak ini baru memulai usahanya ini pada tahun 2013 lalu. Dibantu oleh tujuh orang pekerja yang semuanya adalah ibu-ibu sekitar rumah beliau. Ibu-ibu ini merupakan ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan dan hanya dengan mengupas kentang mereka mendapatkan penghasilan. Bukan hanya itu, mertua Budiyono juga turut membantu usaha mengupas kentang, meski usianya sudah memasuki usia senja. Buruh pabrik yang sudah di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) ikut ambil bagian menjadi pengupas kentang.
“Wong pekerjanya ibu-ibu semua sama mertua saya saja kok. Itung-itung bisa membantu mereka mendapatkan pekerjaan,” ujar Beliau ketika di wawancarai tim Redaksi Maksindo.
Setiap hari, Budiyono mampu mengupas kentang 70-100 kilogram dengan mengunakan alat manual tangan biasa. Upahnya hanya Rp 500 saja tarif yang dipatok satuannya. Jadi, kira-kira dalam sehari ia mampu mengantongi keuntungan Rp 500 ribu.
Dengan target pengupasan kentang hingga 100 kilo, Bapak berusia 36 tahun ini merasa kasihan dengan pekerjanya jika harus menggunakan alat manual biasa. Berbekal informasi dari internet, keponakan Budiyono menyarankan untuk membeli Mesin Potato Peeler tipe PP-8 di Marksindo. Benar saja, dengan menggunakan mesin tersebut target 100 kilo per hari dapat tercapai dengan mudah bahkan bisa mencapai 120 kilo seharinya sehingga upahnya pun turut mengalami kenaikan.
Meski sudah menggunakan mesin, Budiyono tetap menggunakan alat manual pengupas kentang agar kentang dapat tetap tahan lama hingga 4 hari. “Saya nggak terlalu mikirin keuntungan. Yang penting besok bisa membeli kentang untuk dikupas lagi, dan bisa terus berputar usaha saya ini,” tandas Budiyono.
(Renaldi Ardiansyah)