Disiplin, Kunci yang Tak Boleh Hilang
Ketika disiplin menjadi kebiasaan sehari-hari. Karena memang disiplin tidak datang lalu terjadi begitu saja. Perlu faktor kesengajaan dan rutinitas yang membuatnya butuh waktu untuk melekat. Disiplin memang tidak terdengar menyenangkan, tapi inilah cara Anda untuk mendapatkan hasil.
Kenapa ini perlu? Sebab disiplin punya banyak manfaat. Selain akan menjadikan diri sebagai pribadi yang baik, displin juga akan membantu mengembangkan diri ke arah yang lebih baik. Memang disiplin itu tidak mudah, tapi kalau sudah jadi kebiasaan maka kita tidak akan tertekan/ terganggu ketika harus selalu melakukannya.
Disiplin, adalah salah satu nilai tukar yang tidak bisa Anda lupakan jika mau menjadi orang yang sukses. Entah itu sukses dalam pendidikan, karier, kehidupan keluarga ataupun dalam berbisnis. Oleh karena pentingnya disiplin bagi kehidupan, maka kiranya Anda juga perlu menerapkan displin dalam berbisnis.
Adalah hal yang hampir mustahil untuk sukses dalam bidang apapun tanpa memiliki kedisplinan. Begitu juga dalam bisnis, baik online maupun offline. Disiplin memang bukan kunci satu-satunya untuk sukses dapi tetap itu adalah kunci yang tidak boleh hilang. Lalu, bagaimana cara agar bisa lebih disiplin?
1. Buanglah Alasan dan Ciptakan Rutinitas.
Semua alasan itu sangat menggangu. Setiap alasan yang Anda miliki, buanglah sejauh-jauhnya. Jangan menunggu rutinitas ini kebetulan terjadi. Saat Anda sedang belajar untuk disiplin, sama halnya saat memprogram sebuah robot. Tidak ada emosi yang terlibat di dalamnya. Saat Anda benar-benar ingin menyerah, jangan berhenti. Teruskan. Disiplin tidak bergantung pada perasaan Anda. Hal ini akan tetap berjalan walaupun seberapa jeleknya mood Anda.
2. Percaya pada Kemampuan Anda
Hilangkan kata ‘tidak’ dari cara pikir Anda. Pikiran itu akan memberitahu segala hal yang tidak bisa Anda lakukan karena ingin memproteksi diri sendiri. Padahal badan mampu melakukan apapun jika diberikan kesempatan. Saat otak mengatakan bahwa hal tersebut mustahil. Katakan padanya, “Terima kasih, tapi saya tetap akan melakukannya.” Ya, mungkin ini akan berakhir dengan sebuah argumentasi dengan diri sendiri, tapi lakukan sajalah!
Muhamad Nur Hasan